Pendidikan beserta Unsur-Unsurnya
Kamis, 12 April 2012
0
komentar
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan berkaitan erat dengan segala sesuatu
yang bertalian dengan perkembangan manusia mulai perkembangan fisik, kesehatan
keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan
Iman. Perkembangan ini mengacu kepada membuat manusia menjadi lebih sempurna,
membuat manusia meningkatkan hidupnya dan kehidupan alamiah menjadi berbudaya
dan bermoral yaitu dengan melalui proses pendidikan. Didalam proses pendidikan tentunya
ada yang namanya peserta didik, tenaga pendidik, materi penunjang dan interaksi
edukatif serta sarana yang mendukung pendidikan tersebut.
Seorang calon peserta pendidik hanya dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa sebenarnya yang
dimaksud dengan pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh
melalui pemahaman terhadap unsur – unsurnya , konsep dasar yang melandasinya
dan wujud pendidikan sebagai sistem.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pendidikan?
2. Apa saja batasan-batasan dari pendidikan ?
3. Apa tujuan pendidikan dan bagaimana proses pendidikan itu?
4. Apa Saja unsur-unsur pendidikan itu ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti dari pendidikan.
2.Untuk mengetahui batasan-batasan dari pendidikan.
3. Untuk mengetahui tujuan dan proses pendidikan.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur pendidikan.
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pendidikan
Pendidikan berasal dari kata pedagogi
(paedagogie, Bahasa Latin) yang berarti pendidikan dan kata pedagogia
(paedagogik) yang berarti ilmu pendidikan yang berasal dari bahasa Yunani.
Pedagogia terdiri dari dua kata yaitu ‘Paedos’ (anak, pen) dan ‘Agoge’ yang
berarti saya membimbing, memimpin anak. Sedangkan paedagogos ialah seorang
pelayan atau bujang (pemuda, pen) pada zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya
mengantar dan menjemput anak-anak (siswa, pen) ke dan dari sekolah. Perkataan
paedagogos yang semula berkonotasi rendah (pelayan, pembantu) ini, kemudian
sekarang dipakai untuk nama pekerjaan yang mulia yakni paedagoog (pendidik atau
ahli didik atau guru). Dari sudut pandang ini pendidikan dapat diartikan
sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan
bertanggung jawab.
Pendidikan berkaitan erat dengan segala sesuatu
yang bertalian dengan perkembangan manusia mulai perkembangan fisik, kesehatan
keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan
Iman. Perkembangan ini mengacu kepada membuat manusia menjadi lebih sempurna,
membuat manusia meningkatkan hidupnya dan kehidupan alamiah menjadi berbudaya
dan bermoral.
Sebagaimana dikutip oleh Ahmad
Tafsir, Rupert C. Lodge dalam bukunya Philosophy of Education (New York : Harer
& Brothers. 1974 : 23) menyatakan bahwa dalam pengertian yang luas
pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Namun faktanya bahwa tidak semua
pengalaman dapat dikatakan pendidikan. Mencuri, mencopet, korupsi dan membolos
misalnya, bagi orang yang pernah melakukannya tentunya memiliki sejumlah
pengalaman, tetapi pengalaman itu tidak dapat dikatakan pendidikan. Karena
pendidikan itu memiliki tujuan yang mulia, baik dihadapan manusia maupun
dihadapan Tuhan.
Banyak rumusan pendidikan yang
dikemukakan oleh para ahli diantaranya:
a. John Dewey : pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kecakapan mendasar secara intelektual dan emosional sesama manusia.
b. JJ. Rouseau : Pendidikan merupakan pemberian bekal kepada kita apa yang tidak kita butuhkan pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita butuhkan pada saat dewasa.
c. M. J. Langeveld : Pendidikan merupkan setiap usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi dan membimbing anak ke arah kedewasaan, agar anak cekatan melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Menurut Langeveld pendidikan hanya berlangsung dalam suasana pergaulan antara orang yang sudah dewasa (atau yang diciptakan orang dewasa seperti : sekolah, buku model dan sebagainya) dengan orang yang belum dewasa yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
d. John S. Brubacher : Pendidikan merupakan proses timbal balik dari tiap individu manusia dalam rangka penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam semesta.
e. Kingsley Price mengemukakan: Education is the process by which the nonphysical possessions of culture are preserved or increased in the rearing of the young or in the instruction of adults. (Pendidikan adalah proses yang berbentuk non pisik dari unsur-unsur budaya yang dipelihara atau dikembangkan dalam mengasuh anak-anak muda atau dalam pembelajaran orang dewasa).
f. Mortimer J. Adler : pendidikan adalah proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapa pun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik.
Definisi di atas dapat
dibuktikan kebenarannya oleh filsafat pendidikan, terutama yang menyangkut
permasalahan hidup manusia, dengan kemampuan-kemampuan asli dan yang diperoleh
atau tentang bagaimana proses mempengaruhi perkembangannya harus dilakukan.
Suatu pandangan atau pengertian tentang hal-hal yang berkaitan dengan objek
pembahasan menjadi pola dasar yang memberi corak berpikir ahli pikir yang
bersangkutan. Bahkan arahnya pun dapat dikenali juga.
Dari berbagai pandangan
di atas dapat dilihat bahwa dikalangan pakar pendidikan sendiri masih terdapat
perbedaan-perbedaan pendapat. Hal ini disebabkan oleh latar belakang pendidikan
ahli pendidikan itu dan kondisi pendidikan yang diperbincangkan saat itu, yang
semuanya memiliki perbedaan karakter dan permasalahan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan penuh
kesadaran dan terencana (bertahap) dalam meningkatkan potensi diri peserta
didik dalam segala aspeknya menuju terbentuknva kepribadian dan akhlak mulia
dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat guna melaksanakan
tugas hidupnya sehingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
2.2 Batasan-batasan Pendidikan
Batasan tentang pendidikan yang
dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari
yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang
digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.
a.Pendidikan sebagai
Proses transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya,
pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke
generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi
dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu
nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa
tanggung jawab, dan lain-lain.
b.Pendidikan sebagai
Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi,
pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah
kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi
melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh
mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
c. Pendidikan sebagai
Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan
warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali
peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga
Kerja
Pendidikan sebagai penyimpana tenaga
kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki
bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting
dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
2.3 Tujuan dan Proses Pendidikan
a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran
tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.
Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dazn merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan.
b. Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan
mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian
tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu
kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan
meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan
proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang
optimal.
2.4 Unsur-Unsur Pendidikan
Proses pendidikan
melibatkan banyak hal, yaitu :
1) Subjek
yang dibimbing (peserta didik).
Peserta didik berstatus
sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebut demikian oleh karena
peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang
ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan otonomi,
ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus menerus guna
memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern
cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau
pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas
peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki
potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang
berkembang.
c. Individu yang membutuhkan
bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki
kemampuan untuk mandiri.
Peserta didik adalah komponen masukan dalam
sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga
menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Sebagai suatu komponen pendidikan, peserta didik dapat ditinjau dari berbagai
pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan
pendekatan edukatif/paedagogis.
- Pendekatan sosial, peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. Peserta didik perlu disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan dapat menyesuaikan diri dari masyarakat. Kehidupan bermasyarakat itu dimulai dari lingkungan keluarga dan dilanjutkan di dalam lingkungan masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah, peserta didik melakukan interaksi dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai social yang terbaik dapat ditanamkan secara bertahap melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung.
- Pendekatan Psikologis, peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, inat, kebutuhan, social-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya. Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya perkembangan intelegensi, sosial, emosional, spiritual, yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
- Pendekatan edukatif/paedagogis, pendekatan pendidikan menempatkan peserta didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.
2) Orang yang membimbing (pendidik).
Pendidik ialah orang
yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta
didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu
yang bertanggung jawab terhadap pendidikan yaitu orang tua, guru, pemimpin
program pembelajaran, pelatihan, dan masyarakat/organisasi.
3)
Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).
Interaksi edukatif pada
dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta didik dengan pendidik
yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara
optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan memanifulasikan
isi, metode serta alat-alat pendidikan. Ke arah mana bimbingan ditujukan
(tujuan pendidikan).
4)
Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya
abstrak. Tujuan demikian bersifat umum, ideal, dan
kandungannya sangat luas sehingga sulit untuk dilaksanakan di dalam praktek.
Sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yang ditujukan kepada peserta didik
dalam kondisi tertentu, tempat tertentu, dan waktu tertentu dengan menggunakan
alat tertentu.
5)
Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).
Dalam sistem pendidikan
persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai
sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal.
Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan
bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya mengembangkan kebhinekaan kekayaan
budaya sesuai dengan kondisi lingkungan.
6)
Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).
Alat dan metode
pendidikan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Alat melihat jenisnya
sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat dan metode
diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja
untuk mencapai tujuan pendidikan.
7)
Tempat peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).
Lingkungan pendidikan
biasa disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
8) Tenaga Kependidikan
Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang Penyelenggaraan
Pendidikan. Yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan adalah:
kepala satuan pendidikan; pendidik; dan tenaga kependidikan lainnya.
Kepala Satuan
Pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk
memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus mampu
melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor,
leader, inovator, motivator,
figur dan mediator
(Emaslim-FM) Istilah lain untuk Kepala Satuan Pendidikan adalah: Kepala Sekolah,
Rektor, Direktur, serta istilah lainnya. Sedangkan pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar,
adalah tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai
sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu: Guru, Dosen, Konselor, Pamong belajar,
widyaiswara,
tutor, instruktur,
fasilitator,
Ustadz, dan
sebutan lainnya.
Tenaga Kependidikan lainnya ialah orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan, diantaranya:
a.
Wakil-wakil/Kepala urusan
umumnya pendidik yang mempunyai tugas tambahan dalam bidang yang khusus, untuk
membantu Kepala Satuan Pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan pada
institusi tersebut. Contoh: Kepala Urusan Kurikulum.
b.
Tata usaha,
adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang administrasi instansi
tersebut. Bidang administrasi yang dikelola diantaranya; Administrasi surat
menyurat dan pengarsipan,
Administrasi Kepegawaian, Administrasi Peserta Didik, Administrasi Keuangan, Administrasi Inventaris
dan lain-lain.
d.
Pustakawan,
Pelatih ekstrakurikuler, Petugas keamanan (penjaga
sekolah), Petugas kebersihan, dan lainnya.
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan:
- Pendidikan merupakan wahana penting untuk membangun mahasiswa. Pada gilirannya manusia hasil pendidikan itu menjadi sumber daya pembangunan. Karena itu, pendidik dalam melaksanakan tugasnya diharapkan tidak membuat kesalahan-kesalahan pendidik. Sebab kesalahan mendidik bisa berakibat fatal karena sasaran pendidikan adalah manusia.
- Batasan-batasan pendidikan yaitu pendidikan sebagai proses transformasi budaya, pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan sebagai proses penyiapan warganegara, pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja.
- Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan dan Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan
- Unsur –unsur pendidikan meliputi :
a. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
b. Orang yang membimbing (pendidik)
c. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik
(interaksi edukatif)
d. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
e. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi
pendidikan)
f.
Cara
yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
g. Tempat
dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
3.2 Saran
Unsur – unsur pendidikan memang sangat dipelukan dalam proses pendidikan
terutama tenaga pendidik dan sarana, karena hal tersebut sangat mempengaruhi
pemahaman peserta didik, sehingga kami berharap tenaga pendidik memiliki
softskill yang sangat mempengaruhi penyampaian materi dan juga sarana yang
mendukung sehingga materi yang disajikan oleh tenaga pendidik bisa mudah
dimengerti.
0 komentar:
Posting Komentar