7 Mitos Terpopuler tentang Kanker
Sabtu, 07 April 2012
0
komentar
Saat ini, ada begitu banyak rumor mengenai panyakit kanker yang
berkembang di masyarakat. Fatalnya, rumor tersebut seringkali tidak
mempunyai tingkat akurasi yang jelas sehingga menimbulkan kecemasan bagi
sebagian besar orang.
Sebut saja misalnya, penggunaan deodoran
yang disebut-sebut memicu kanker sampai penggunaan telepon seluler yang
katanya dapat meningkatkan risiko kanker otak. Agar tidak ada persepsi
yang keliru mengenai kanker, berikut ini kami tampilkan beberapa mitos
dan fakta terpopuler terkait perkembangan kanker, seperti dikutip Healthmeup :
1. Mitos: Kanker mungkin menular
Fakta:
Intinya, orang dengan kondisi badan yang sehat tidak dapat tertular
penyakit ini melalui kontak fisik atau dengan menghirup udara yang sama.
Hal ini hanya mungkin terjadi jika Anda melakukan transplantasi organ
dari orang dengan kanker. Bahkan, penularan kanker dari ibu ke anak
melalui plasenta sangat kecil kemungkinannya.
2. Mitos: pewarna rambut dapat menyebabkan kanker otak
2. Mitos: pewarna rambut dapat menyebabkan kanker otak
Fakta: Anda
mungkin telah mendengar pernyataan dan spekulasi terkait hubungan
antara penggunaan pewarna rambut dengan kanker otak. Percayalah, itu
tidak lain hanyalah salah satu di antara banyak mitos yang terkait
dengan kanker. The Internasional Agency for Research on Canker (IARC)
menyebutkan, meskipun ada risiko paparan zat karsinogenik di tempat
kerja, tetapi penggunaan pewarna rambut tidak menyebabkan efek berbahaya
terhadap manusia.
3 Mitos: Kanker menyebabkan rambut rontok
3 Mitos: Kanker menyebabkan rambut rontok
Fakta: Anggapan
ini sama sekali tidak relevan. Rambut rontok bukanlah efek samping dari
kanker melainkan karena efek terapi pengobatan kanker seperti
kemoterapi dan radiasi. Bahkan, tidak semua pasien kanker yang menjalani
perawatan ini akan kehilangan rambut mereka.
4. Mitos: Kanker diturunkan
4. Mitos: Kanker diturunkan
Fakta: Anda
mungkin sering melihat ada beberapa anggota dalam sebuah keluarga yang
mengidap kanker. Hal ini tidak mengherankan, mengingat fakta bahwa
kanker adalah suatu penyakit yang umum. Selain itu, anggota yang berbeda
dalam sebuah keluarga mungkin terpapar faktor pemicu kanker yang sama
seperti misalnya merokok. Namun pada beberapa kasus tertentu, ada
kemungkinan kanker dapat diwariskan misalnya, kanker ovarium atau kanker
kolorektal. Namun, penting untuk dicatat bahwa hal ini mungkin terjadi
jika ada gen yang tidak normal dan bukan karena kanker itu sendiri.
5. Mitos: Semua benjolan pada payudara adalah kanker
5. Mitos: Semua benjolan pada payudara adalah kanker
Fakta: Jangan
panik jika Anda telah menemukan benjolan di payudara Anda karena tidak
semua benjolan payudara adalah kanker. Menurut suatu penelitian, lebih
dari 90 persen kasus benjolan pada payudara bukanlah kanker. Di sisi
lain, hasil diagnosa sekitar 10 persen pasien kanker payudara tidak
memiliki bentuk benjolan di payudara. Namun, Anda patut khawatir jika
benjolan pada payudara Anda mengeluarkan cairan dan mengalami perubahan
bentuk atau ukuran.
6. Mitos: Deodoran dapat menyebabkan kanker payudara
6. Mitos: Deodoran dapat menyebabkan kanker payudara
Fakta:
Menurut riset yang dirilis oleh National Cancer Institute (NCI), tidak
ada penelitian konklusif yang mengaitkan antara penggunaan deodoran dan
antiperspiran terkait risiko mengidap kanker payudara. Rumor ini diduga
merebak setelah ada laporan yang menemukan bahwa kandungan aluminium
pada deodoran dapat meresap pada kulit dekat payudara. Hal ini, pada
gilirannya, mendorong pertumbuhan sel kanker payudara. Namun, NCI
bersama dengan US Food and Drug Administration (FDA) membatalkan klaim
tersebut yang menyatakan bahwa laporan-laporan ini tidak berhubungan
dengan penjelasan ilmiah yang substansial.
7 Mitos: Terlalu sering menggunakan ponsel menyebabkan kanker
7 Mitos: Terlalu sering menggunakan ponsel menyebabkan kanker
Fakta:
Beberapa orang menyakini bahwa paparan frekuensi radio dari ponsel
dapat meningkatkan risiko kanker. Tetapi tidak ada penelitian yang mampu
menjelaskan hubungan antara keduanya. Sementara laporan dari National Institue of Environmental Health Science,
mengatakan bahwa belum ada bukti ilmiah yang mampu menjelaskan hubungan
konklusif antara ponsel dan kanker, dan perlu penelitian lebih lanjut
tentang ini.
0 komentar:
Posting Komentar