Masalah Akibat Pemberian BLT
Sabtu, 07 April 2012
0
komentar
“Kalau pemerintah benar-benar punya hati, pasti rela menurunkan gaji
para pejabat elite dan wakil rakyat serta mengurangi perilaku yang
terlalu hura-hura,” kata Elsa Hanani Barus dalam diskusi yang bertajuk
“BBM Naik, Rakyat Menjerit” yang difasilitasi DPC PDI Perjuangan Kota
Pematangsiantar dengan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP
Nommensen, Rabu (21/3). Dan juga menjadikan jabatannya sebagai
“Pengabdian” bukan profesi untuk memperkaya diri”.
Menyelamatkan uang negara dari para koruptor yang lebih utama, disubsidi atau tidak rakyat tidak pernah merasakan efek subsidi BBM, yang menguntungkan oknum tertentu. Nasib rakyat semakin buntung ketika BBM dinaikkan.
Menurut Timbul Lingga, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Pematangsiantar, BLT adalah sebuah pembodohan, karena dengan adanya BLT memunculkan beberapa masalah. Diantaranya, Mengajarkan rakyat untuk mengharap pemberian, Korupsi kelas teri di tingkat daerah atas rekayasa pengucuran BLT, Banyak masyarakat akan berpura-pura miskin agar mendapat BLT.
Solusi terbaik bagaimana agar rakyat tetap ringan hidupnya dengan menerima uang untuk mengantisipasi kenaikan BBM. Disatu sisi rakyat tidak diajarkan “Malas” yaitu Program Padat karya seperti pada era yang lalu, selain bermanfaat bagi rakyat miskin juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Hal senada disampaikan Pardamean Sibarani SE Sekretaris DPC PDIP, Sebuah pertanyaan apakah BLT benar untuk menyejahterakan rakyat atau sekedar kampanye terselubung ? Menurutnya, kebijakan yang jauh dari kata populis ini, kontan mengundang pro dan kontra. Langkah menaikkan BBM adalah indikasi nyata kegagalan pemerintah dalam mengemban amanat rakyat.
Seperti yang tertuang dalam UUD 1945 bahwa sumber daya alam, bumi dan air dikuasai oleh negara, anehnya pemerintah terpaksa (memaksakan?) menaikkan harga BBM karena naiknya harga minyak mentah di pasaran dunia. Lalu, terjawabkah masalah masyarakat miskin? Tidak!
Pemberian BLT pada prinsipnya hanyalah obat sesaat bagi masyarakat miskin. Ibaratnya, agar masyarakat miskin tidak terlalu shock menerima kenaikan tersebut, maka (dibujuk) dengan yang namanya BLT
0 komentar:
Posting Komentar